Malam itu, aku dan kamu terlibat dalam suatu percakapan kecil di sebuah jejaring sosial. Bahagianya saat itu, aku dapat berbicara denganmu. Walaupun aku tahu kita memang setiap hari bertemu, tapi aku tak pernah bosan untuk berbincang denganmu.
Ketika aku melihat notification, betapa terkejutnya aku bahwa kamu menyukai fotoku. Padahal foto itu sudah lama aku meng-uploadnya. Kamu menjelaskan bahwa kamu suka foto itu karena di dalam foto itu aku terlihat lucu dengan balon di atas kepalaku dan terlihat simple. Aku langsung menjadikan foto itu sebagai foto profilku. Walaupun foto profil yang baru kupasang itu mendapat pujian dari orang-orang, aku langsung mengubah foto profilku dengan foto yang kamu sukai itu.
Betapa senangnya hatiku saat kamu memilihkan foto sebagai foto profilku. Suatu sikap manis darimu yang mungkin akan selalu kuingat pada sosokmu.
---
Esoknya, kita harus melanjutkan Ujian Praktek yang baru dimulai kemarin. Apakah kamu tahu? Seorang sahabatku menceritakan tema yang kamu dapat saat speaking test. Aku sangat terkejut dan sangat bahagia ketika aku tahu bahwa kamu mendapatkan tema tersebut. Saat itu kebahagiaan tak dapat kubendung. Aku sangat bahagia.
Setelah Ujian Praktek, kita harus melanjutkan try out. Memang sangat melelahkan namun hal itu tak kurasakan asal aku bersamamu. Mungkin ini terlihat berlebihan, namun memang itulah yang terjadi.
Aku berbincang denganmu sebelum try out dimulai. Aku bertanya untuk memastikan benarkah kamu mendapatkan tema itu dalam speaking test tersebut. Ternyata memang benar. Kamu menceritakan bahwa salah satu aktivitas yang kamu lakukan kemarin adalah pergi bersama seorang teman. Dan orang itu aku. Aku sangat senang ternyata kamu mengakui keberadaanku. Tak pernah aku merasakan kebahagian seperti ini.
---
Apakah kamu tahu? Walaupun kamu tak pernah memanggilku dengan sebutan sayang tapi perhatianmu justru berarti bagiku. Dan walaupun jika kamu tak memberiku perhatian, setidaknya dengan kamu merespon baik sikap dan perhatianku, aku sudah senang. Sungguh.
Aku tak mengharapkanmu untuk mengatakan hal-hal manis kepadaku. Aku hanya inginkan kamu menjadi dirimu. Aku suka apa yang ada pada dirimu, tak perlu menjadi orang lain. Tak ada yang perlu kamu ubah.
Saat itu malam minggu. Lagi-lagi, sinyal tak bersahabat dengan kita. SMS yang kamu kirim tak sampai kepadaku dan sms yang aku kirim pun begitu. Aku pun bermaksud menelponmu. Aku tak tahan dengan keadaan seperti itu. Akhirnya kita pun saling berbincang dalam telepon atau yang aku sebut dengan on the phone.
Tahukah kamu? Saat aku berbicara denganmu di telepon, sangat nyaman. Aku tak bosan berbicara denganmu walaupun memang setiap hari kita bertemu. Namun, tak tahu mengapa ada saja bahasan menarik yang menjadi perbincangan kita. Dalam perbincangan itu, aku menanyakan berbagai hal tentang dirimu. Dan tahukah kamu? Saat kamu menjelaskannya kepadaku, aku merasa aku benar-benar yakin mencintaimu. Semua penuturanmu kepadaku juga membuatku yakin bahwa kamu juga memiliki perasaan yang sama. Tak ada keraguan pada diriku lagi. Ingatkah, tak terasa kita berbincang hingga tengah malam. Saat itu, ibuku menyuruhku untuk tidur. Namun, rasanya aku tak ingin memutuskan telepon itu. Aku masih ingin berbicara denganmu. Dan tahukah kamu? Saat kamu juga berkata bahwa kamu juga tak ingin memutuskan telepon itu, aku merasa sangat bahagia. Ternyata kita memiliki perasaan yang sama. Akhirnya, dengan terpaksa aku memutuskan telepon itu. Walaupun aku masih ingin berbicara denganmu.
---
Hari Rabu, tanggal 23 Maret 2011. Hari terakhir kita menjalani Pra-UN. Aku dan kamu beserta teman-teman berencana menonton sebuah film di sebuah mall. Apakah kamu tahu? Aku benar-benar gugup dan aku berusaha berpenampilan sebaik mungkin di hadapanmu. Tak pernah rasanya aku mengalami kegugupan seperti ini. Ternyata, hanya beberapa orang saja yang hadir dalam acara tersebut. Hanya aku, kamu, dan tiga orang lainnya.
Tahukah kamu? Sebelum kamu datang, aku sempat panik. Aku takut terjadi sesuatu padamu. Dan ternyata pikiran burukku terpatahkan dengan kehadiranmu. Dengan malu aku melihatmu, kita pun memasuki teater bersama. Mungkin sudah skenario teman-teman kita, aku dan kamu duduk di bagian pojok. Sebenarnya, aku paling tak suka di pojok, namun denganmu aku melewatinya dengan bahagia.
Kejadian-kejadian konyol mewarnai hari kita. Dimulai pop corn yang jatuh di kursiku, aku yang berkelakuan berlebihan sampai ice cream yang tumpah. Semuanya terekam dalam ingatanku. Apakah hal itu juga masih terekam dalam ingatanmu?
---
Hari itu hari Kamis, tepat 2 minggu kita menjalin hubungan. Saat pelajaran Bahasa Indonesia, aku dikejutkan dengan permintaan guru Bahasa Indonesia kita untuk membacakan puisi bersamamu. Mungkin kamu juga merasa kaget. Padahal hal itu sudah aku beritahukan kepadamu.
Jujur, aku sangat malu ketika harus membacakan puisi bersamamu di depan kelas. Namun, perasaan bahagia menyergapku. Hal itu mungkin menjadi salah satu hal yang tak ingin kulupakan dari hidupku bersamamu.
Aku dan kamu membacakan puisi tersebut. Ingatkah kamu? Puisi yang aku bacakan berjudul namamu. Awalnya aku tak ingin membacakan dan sempat ingin mengganti judul puisi itu. Bukan karena aku tak suka, namun aku malu kepadamu. Tahukah kamu? Saat kita berdua di depan membacakan puisi masing-masing, jantungku berdegup sangat kencang. Perasaan gugup meliputiku. Dan tahukah kamu? Ketika aku membacakan puisiku pada bagian
‘Aku menyayangimu’. Aku sangat gugup. Dan tahukah kamu? Kata-kata itu aku ucapkan berasal dari hatiku. Hatiku yang terdalam.
Saat itu guru Bahasa Indonesia kita menyuruhmu untuk menjawab pernyataanku. Kamu menjawabnya berbelit-belit hingga akhirnya kamu mengucapkan
‘Aku juga sayang kamu’ dengan suaramu yang perlahan dan pelan. Tahukah kamu? Aku sangat bahagia mendegar perkataanmu itu. Sangat bahagia. Namun ada sedikit perasaan yang menyeruak dalam pikiranku. Ketika kamu menjawab pernyataanku dengan berbelit-belit, apakah itu menandakan bahwa sebetulnya kamu tidak benar-benar mencintaiku? Namun, tahukah kamu? Aku langsung menyingkirkan prasangka buruk itu. Aku tak ingin prasangka buruk itu merusak perasaanku saat itu.
TO BE CONTINUED